SOLOPOS.COM - Ilustrasi minum minuman berenergi. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Sebuah penelitian baru-baru ini mengidentifikasi serangkaian efek kesehatan yang terkait dengan mengonsumsi minuman berenergi yang populer di kalangan anak-anak dan dewasa muda. Simak ulasannya di info sehat ini.

Ditulis laman Medical Daily, Jumat (19/1/2024), efek kesehatan yang ditimbulkan termasuk gangguan tidur, depresi, bunuh diri, ADHD (Attention-deficit/hyperactivity disorder), dan kecemasan.

Promosi Dirut BRI dan CEO Microsoft Bahas Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia

Dalam tinjauan sistematis baru-baru ini, para peneliti memeriksa 57 studi tentang dampak minuman energi pada anak-anak dan remaja yang melibatkan data antara Januari 2016–Juli 2022.

Tim peneliti mengamati bahwa ada hubungan positif yang kuat antara konsumsi minuman energi dan merokok, penggunaan alkohol, pesta minuman keras, penggunaan narkoba lainnya, dan niat untuk memulai perilaku tersebut.  Konsumsi minuman energi juga dikaitkan dengan pencarian sensasi, perilaku nakal, durasi tidur pendek, kualitas tidur buruk, dan prestasi akademik rendah.

“Efek kesehatan tambahan yang dicatat dalam tinjauan terbaru ini termasuk peningkatan risiko bunuh diri, tekanan psikologis, gejala gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif, perilaku depresi dan panik, penyakit alergi, resistensi insulin, karies gigi, dan keausan gigi yang erosif,” tulis para peneliti dalam ulasan tersebut dikutip dari Antara pada Minggu (21/1/2024).

Setelah tahu efek buruknya, ketahui pula minuman berenergi dipasarkan sebagai minuman non-alkohol yang konon meningkatkan kinerja fisik dan kognitif. Namun, bukti ilmiah yang mendukung klaim ini masih terbatas.

Selain itu, penelitian menunjukkan beberapa potensi dampak negatif minuman ini terhadap kesehatan, termasuk masalah kardiovaskular, neurologis, metabolisme, dan gastrointestinal.

Minuman berenergi ini biasanya tinggi kafein dan gula serta mengandung stimulan lain seperti taurin, ginseng, dan guarana. Kandungan kafeinnya berkisar antara 50 mg dan 505 mg per porsi.

American Academy of Pediatricians menyarankan untuk tidak menggunakan minuman berenergi dan segala bentuk kafein pada anak-anak di bawah usia 12 tahun. Mereka juga menyarankan untuk membatasi asupan kafein hingga 100 mg setiap hari bagi mereka yang berusia 12-18 tahun.

“Jika memungkinkan dan etis, studi longitudinal tambahan diperlukan untuk memastikan hubungan sebab akibat. Prinsip kehati-hatian harus dipertimbangkan dalam peraturan kebijakan dan pembatasan penjualan ED (energy drink) kepada populasi ini,” mereka menambahkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya