SOLOPOS.COM - Inner child yang terluka bakal terbawa hingga anak tumbuh dewasa. (Ilustrasi/Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Istilah inner child sempat viral di TikTok lantaran dibicarakan banyak orang, istilah apa itu?  Untuk menjaga kesehatan mental anak, simak ulasannya di tips parenting kali ini.

Salah satu akun TikTok membagikan metode yang diterapkan psikolognya untuk menyembuhkan luka batin masa anak-anaknya. Menurutnya dia diminta membayangkan versi dirinya saat masih anak-anak. Dia diminta masuk ke kamar anak tersebut dan berbicara dengan anak tersebut.

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

“Aku pikir awalnya psikologku gila, tapi ternyata cara itu sangat manjur untuk menyembuhkan luka masa kanak-kanakku,” tulis akun TikTok @swad*** dikutip pada Kamis (3/8/2023).

Sebelum mengetahui apa itu inner child, ketahuilah bahwa setiap orang memiliki inner child yang mempengaruhi cara berpikir dan bereaksi saat dewasa. Apakah pengaruh inner child saat dewasa? Konsep inner child dikemukakan pertama kali oleh psikiater dan psikoanalisis Carl Jung.

Dilansir dari Integrative Psych pada Kamis  (3/8/2023), inner child didefinisikan sebagai bagian dari diri yang sudah ada sejak seseorang masih dalam kandungan hingga berkembang menjadi bayi dan anak-anak. Inner child adalah kenangan signifikan dari masa kecil, seperti rasa bahagia, takut, trauma, dan kehilangan. Kenangan dan emosi tersebut membekas dalam alam bawah sadar sampai  masa dewasa kelak.

Di masa dewasa, inner child menjadi alam bawah sadar yang secara tidak langsung mempengaruhi pengambilan keputusan dan reaksi Anda terhadap sesuatu. Namun, keberadaan inner child terkadang diabaikan apabila seseorang tidak mengenali dan menyadarinya sebagai inner child. Jika Anda mengabaikan inner child, Anda bisa kehilangan kesempatan untuk mendapat informasi pengalaman penting dari masa lalu. Padahal, informasi yang diterima dari inner child ini besar pengaruhnya bagi mekanisme kelola emosi.

Akibatnya Anda bisa mengalami kesulitan dalam meregulasi emosi, terutama emosi negatif seperti perasaan kesal dan sedih. Contohnya adalah saat Anda tiba-tiba merasa marah atau tantrum atau saat Anda merasakan perubahan suasana hati yang ekstrem ketika kesulitan. Reaksi ini serupa dengan reaksi anak-anak dalam situasi demikian. Ketika Anda mendapati diri Anda bereaksi seperti anak-anak, Anda mungkin memiliki luka masa lalu yang disimpan inner child Anda.

Agar para orang tua tidak melukai perasaan anak-anak, sebaiknya ketahui apa itu inner child dan efek luka batin tersebut. Dilansir dari Very Well Mind (3/8/2023), luka inner child adalah pengalaman buruk yang dialami saat masih kecil dan menjadi trauma saat dewasa. Trauma yang dipicu dari luka inner child muncul sama dengan trauma oleh penyebab lain. Contohnya adalah perasaan takut berlebihan akan dipermalukan atau dipecat saat salah mengerjakan satu pekerjaan, padahal pekerjaan tersebut bisa diperbaiki.

Rasa takut berlebihan ini mungkin muncul karena seseorang sewaktu kecil pernah dibentak atau dihukum karena kesalahan kecil. Jika inner child Anda sering memicu perasaan negatif, ada baiknya Anda mengelola dan “mengasuh” inner child tersebut agar trauma masa kecil Anda tidak mengganggu lebih jauh.

Jika inner child sudah telanjur terluka, hal pertama yang bisa dilakukan  adalah dengan reparenting atau menjadi “orang tua” bagi inner child Anda.  Ini adalah kesempatan untuk memberikan apa yang tidak Anda dapat saat masih kecil, seperti rasa sayang, perhatian, validasi, dan sebagainya.

Menurut Verywell Mind, Anda bisa memulai reparenting ini dengan melakukan beberapa langkah berikut:

1. Belajarlah untuk lebih bersimpati dan pada diri Anda sendiri.

2. Berdialog dengan inner child seperti saat Anda berbicara dengan diri sendiri. Dengar dan renungkan apa yang hendak disampaikan inner child kepada Anda.

3. Tuliskan surat kepada diri Anda di masa lalu yang menyampaikan empati Anda. Lalu, biarkan inner child Anda merespons kepada Anda.

4. Tunjukkan afeksi pada diri Anda sendiri, ucapkan rasa sayang, bangga, terima kasih, dan maaf.

5. Tuliskan hal positif yang Anda alami saat masih muda, seperti pengalaman menyenangkan, hal yang Anda suka, dan kenanglah memori tersebut.

6. Lakukan mediasi untuk berinteraksi dan terhubung lebih dalam dengan inner child Anda.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Kenali Inner Child dan Pengaruhnya Setelah Dewasa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya