Lifestyle
Senin, 18 September 2023 - 23:08 WIB

Apa Itu Sindrom Prader-Willi, Kelainan yang Diidap Anak Oki Setiana Dewi

Fani Devikasari  /  Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bayi baru lahir. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Anak Oki Setiana Dewi diketahui menderita sindrom prader-willi, kelainan apa itu? Agar lebih paham kesehatan anak, simak ulasannya di info sehat kali ini.

Kakak Ria Ricis ini berkisah kelainan genetik pada anak bungsunya itu tidak terdeteksi ketika ia hamil. Menurutnya kondisi kehamilannya pada saat itu sangat baik meski terjadi di tengah pandemi Covid-19. Oki Setiana Dewi dan suaminya baru menyadari ada yang ganjil ketika putra mereka terlahir ke dunia.

Advertisement

“Ketika melahirkan dengan operasi caesar, bayinya tidak menangis. Dia langsung dimasukkan ke NICU. Biasanya bayi kan langsung inisiasi menyusui dini. Lalu teman-teman menghibur sehari atau dua hari saja di NICU,”  ujarnya dikutip dari kanal YouTube Trans7 Official, Senin (18/9/2023).

Lalu apa itu sindrom prader-willi? Dikutip dari medlineplus.gov pada Senin (18/9/2023),  sindrom prader-willi merupakan kelainan genetik kompleks yang mempengaruhi banyak bagian tubuh. Pada bayi, penyakit ditandai dengan lemahnya tonus otot (hipotonia), kesulitan makan, pertumbuhan yang buruk, dan perkembangan yang tertunda.

Advertisement

Lalu apa itu sindrom prader-willi? Dikutip dari medlineplus.gov pada Senin (18/9/2023),  sindrom prader-willi merupakan kelainan genetik kompleks yang mempengaruhi banyak bagian tubuh. Pada bayi, penyakit ditandai dengan lemahnya tonus otot (hipotonia), kesulitan makan, pertumbuhan yang buruk, dan perkembangan yang tertunda.

Pada anak-anak, penderita merasakan rasa lapar yang ekstrim, yang menyebabkan makan berlebihan yang kronis (hiperfagia) dan obesitas. Beberapa orang dengan ini mengalami obesitas dan menderita diabetes tipe 2. Penderita memiliki gangguan intelektual dan ketidakmampuan belajar ringan hingga sedang.

Bagaimana agar terhindar dari penyakit ini? Dikutip dari nhs.uk pada Senin (18/9/2023), cara mendiagnosis kelainan ini yaitu dengan melakukan tes genetik. Tes genetik disarankan jika  anak memiliki gejala kelainan ini. Bayi yang sangat terkulai saat lahir juga dapat menjalani tes.

Advertisement

1. Tonus otot buruk.

Penderita memiliki tonus otot yang buruk (hipotonia). Bayi yang beristirahat dengan siku dan lutut diluruskan secara longgar, bukannya difiksasi, dan penderita akan  merasa lemas saat digendong.

2. Fitur wajah yang berbeda.

Penderita akan memiliki mata berbentuk almond, kepala menyempit di pelipis, mulut menghadap ke bawah, dan bibir atas tipis.

3. Kesulitan dalam menghisap.

Penderita akan memiliki refleks menghisap yang buruk karena penurunan tonus otot. Pengisapan yang buruk menyebabkan proses makan menjadi sulit dan dapat mengakibatkan kegagalan pertumbuhan.

Advertisement

4. Memiliki daya tanggap yang buruk.

Penderita akan terlihat sangat lelah, responsnya buruk terhadap rangsangan, sulit bangun, atau tangisannya lemah.

5. Alat kelamin kurang berkembang.

Penderita laki-laki akan memiliki penis dan skrotum kecil. Testinya lebih kecil atau tidak turun dari perut ke dalam skrotum (kriptorkismus). Pada wanita, klitoris dan labia mungkin berukuran kecil.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif