Lifestyle
Jumat, 8 Desember 2023 - 15:16 WIB

Berawal dari Penggemar Cerbung Tien Kumalasari, PCTK Solo Terbentuk

Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penyerahan potongan tumpeng kepada penulis Tien Kumalasari dalam acara perayaan HUT ke-3 PCTK Solo di RM Taman Sari, Colomadu, Karanganyar, Minggu (3/12/2023). (Solopos/Astrid Prihatini W.D)

Solopos.com, SOLO-Berawal dari penggemar cerita bersambung di WA grup, akhirnya mereka pun bergabung membentuk paguyuban Penggemar Cerbung Tien Kumalasari atau PCTK Solo. Paguyuban ini pun sering mengadakan pertemuan offline, bukan hanya online di blog.

“Awalnya kita baca cerbung di blognya Bu Tien Kumalasari tapi di situ kami belum saling kenal belum saling menyapa, tapi saya liat di blognya Bu tien itu banyak yang komentar tapi satu dan lainnya itu kok belum saling kenal  akhirnya pada 29 November 2020 itu saya memberanikan diri di blog itu menulis yang mau bergabung apa kita buat grup gitu? Ternyata sambutannya sangat antusias sekali,” ujar penggagas sekaligus Ketua PCTK Solo, Nani Nur Aini Shiba, ditemui di sela-sela acara perayaan HUT ke-3 PCTK di Rumah Makan Taman Sari, Minggu (3/12/2023).

Advertisement

Menurutnya, awalnya hanya 11 orang bergabung namun lama-kelamaan anggota PCTK Solo bertambah banyak. “Ini Alhamdulillah sudah berjalan tiga tahun,” ujarnya.

Peserta PCTK Solo berasal dari seluruh Indonesia, bahkan ada yang dari mancanegara seperti Australia, Belanda, California. Sedangkan untuk usia peserta menurutnya rata-rata di 65 tahun. “Usia pensiunan, paling sepuh 78 tahun. Ada juga yang muda tapi hanya beberapa,” jelas Nani.

Advertisement

Peserta PCTK Solo berasal dari seluruh Indonesia, bahkan ada yang dari mancanegara seperti Australia, Belanda, California. Sedangkan untuk usia peserta menurutnya rata-rata di 65 tahun. “Usia pensiunan, paling sepuh 78 tahun. Ada juga yang muda tapi hanya beberapa,” jelas Nani.

Selama tiga tahun eksis, PCTK Solo sudah beberapa kali mengadakan kegiatan antara lain jumpa penggemar sebanyak lima kali dan pertemuan reguler.

Berhubung di setiap daerah ada penggemar cerbung karya Tien Kumalasari, maka saat ini PCTK juga sudah memiliki cabang misalnya Malang, Joglosemar, hingga Jabodetabek. Kegiatan yang diadakan tak melulu jumpa penggemar, melainkan juga donasi secara berkala, memberikan support bagi anggota yang sedang sakit, ulang tahun atau terkena musibah.

Advertisement

Sebagai penulis cerbung yang penggemarnya bergabung di grup PCTK Solo, Tien Kumalasari merasa bangga dan terharu. Karena dia merasa mendapatkan banyak cinta dan perhatian dari penggemar.

“Sebagai penulis merasa bangga, saya kbangga terharu. Karena mereka ada perhatian dan cinta dan merasa saya banyak cinta dari mereka kepada saya misalnya saya sakit itu doa berderet-deret, itu perhatian yang luar biasa,” ujarnya.

Tien Kumalasari memulai karier kepenulisannya dengan menjadi penulis sandiwara radio bahkan ada yang berbahasa Jawa pada 1971. Namun setelah pamor sandiwara radio meredup dia pun menulis cerbung di blog dan Facebook.

Advertisement

Ditanya tentang ide tulisan, wanita yang bakal berusia 75 tahun pada Maret 2024 itu mengaku inspirasi tulisan bisa darimana saja. “Misalnya mendengar cerita ada orang ketemu hanya sepotong bisa saya rangkai menjadi beribu-ribu kata. Ada pula cerita dari pribadi mereka, curhat ke saya, saya bikin cerita saya kembangin biar enggak membosankan,”  tuturnya.

Telah menghasilkan 32 judul cerbung, Tien Kumalasari mengaku tak pernah bosan menulis. Bahkan jika tak menulis, dia justru merasa tangannya gatal ingin menulis. “Saya nggak pernah bosan, saya justru kalau nggak nulis itu malah tangannya gatal.  Kadang saya tiduran itu sambil merangkai cerita. Terkadang diajak main sama anak saja saya bilang aku durung nulis ayo pulang, anak-anak juga protes mamah diajak dolan kok menulis. Sehari bisa menulis 8 halaman sekitar 2.000 karakter,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif