SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemberian imunisasi untuk anak balita. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO – Setelah beberapa waktu lalu virus polio kembali muncul, pemerintah segera menyiarkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) dan menggelar imunisasi di sejumlah tempat. Tahukah Anda apa itu imunisasi dan seberapa penting hal tersebut bagi anak?

Saat ini, pemerintah sedang gencar melaksanakan program imunisasi bertaraf nasional melalui Sub PIN (Pekan Imunisasi Nasional) sebagai respons terhadap munculnya kasus polio di beberapa wilayah di Pulau Jawa.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

Munculnya kembali virus polio kemungkinan akibat loyonya program imunisasi beberapa tahun belakangan. Hal itu diungkap oleh Ifa Nurhasanah pada artikel jurnal berjudul Pelayanan Imunisasi di Masa Pandemi Covid-19: Literatur Review.

Dalam artikel hasil penelitian itu cakupan imunisasi di Indonesia pada Januari-April 2020 mengalami penurunan mulai dari 0,5% sampai dengan 87%. Jumlah ini berbeda dengan data pada bulan yang sama di tahun 2019.

Pada artikel itu juga sang peneliti menyatakan 80 juta anak berusia kurang dari satu tahun berisiko menderita penyakit seperti polio juga difteri akibat adanya gangguan sistem kekebalan tubuh serta penundaan imunisasi rutin akibat dilaksanakannya vaksinasi pencegahan Covid-19.

Hal patut disayangkan pasalnya imunisasi merupakan suatu hal yang penting. Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa imunisasi mampu melindungi bayi dari penyakit tertentu dan menjaga produktivitas sumber daya manusia di masa depan.

Kementerian Kesehatan lewat situsnya kemkes.go.id menyebutkan sejumlah imunisasi wajib bagi bayi, mulai dari Imunisasi Bacillus,Calmette-Guerin (BCG), Engerix B, vaksin tetes OPV/suntik IPV, Difteri, Pertusis, Tetanus (DPT), hingga Campak.

Cara Kerja Imunisasi

Artikel jurnal bertajuk Kewajiban Imunisasi Dasar, Manfaat dan Keamanan terbitan 2017 menjelaskan, imunisasi dilakukan dengan cara memasukkan bakteri/virus yang dilemahkan ke dalam tubuh, baik dengan cara disuntik maupun diteteskan. Nantinya tubuh akan merespons adanya virus tersebut dengan membentuk antibodi.

Sejarah mencatat imunisasi telah dilakukan selama berabad-abad. Pada abad ke-16 misalnya, dokter di China menyuntik seorang pasien sehat dengan virus cacar air guna mengurangi kemungkinan infeksi selama masa epidemi.

Mengingat pentingnya imunisasi, World Health Organization (WHO) pada 2017 membuat kampanye bertajuk Together we can make #VaccinesWork for everyone yang bertujuan menyadarkan masyarakat tentang betapa pentingnya imunisasi.

Pengetahuan Ibu

Pengetahuan orang tua akan pentingnya imunisasi bagi anak juga wajib diperhatikan. Pasalnya, kurangnya pengetahuan orang tua terutama ibu bisa mengakibatkan rasa takut akan efek samping imunisasi.

Hasil studi milik Poniyah Simanullang dkk yang meneliti hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan kepatuhan dalam pemberian imunisasi menyebut ketidaktahuan soal imunisasi rata-rata dimiliki ibu berusia muda dan ibu yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART).

Jurnal tentang pentingnya penyuluhan akan imunisasi terbitan STIKes Baiturrahim Jambi pada 21 Juni 2019 menyebut, 44,37% balita tidak terimunisasi secara lengkap akibat kurangnya pengetahuan sang ibu tentang seberapa penting proses imunisasi.

Vaksinasi tidak hanya melindungi diri Anda, tetapi juga melindungi orang-orang di masyarakat yang tidak bisa divaksinasi. Saat seseorang divaksinasi, orang tersebut sangat mungkin terlindungi dari penyakit yang disasar. Jika bisa divaksinasi, pastikan Anda divaksinasi. (Solopos.com/Aryo Satryo Tamtomo) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya