SOLOPOS.COM - Ilustrasi meninggal dunia. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Kerap dikaitkan dengan hal mistis, adakah penjelasan mati suri dalam dunia medis? Simak ulasannya di info sehat kali ini.

Padahal, dalam sisi medis mati suri memang dapat terjadi, dan dikenal dengan istilah lazarus syndromeLazarus syndrome mengacu pada sirkulasi darah yang kembali secara spontan setelah jantung berhenti berdetak.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Sindrom ini membuat seseorang seolah-olah kembali hidup. Meskipun fenomena ini dapat terjadi, kasusnya sangat jarang dan belum diketahui penyebabnya.

Lalu apa itu lazarus syndrome yang merupakan istilah mati suri dalam dunia medis?  Dikutip dari halodoc.com pada Rabu (30/9/2023), jantung merupakan organ vital yang sangat penting untuk mendukung kehidupan manusia, dengan cara memompa darah ke seluruh organ dan jaringan tubuh.

Saat berhenti berdetak, sirkulasi darah akan terhenti, dan organ mulai gagal menjalankan fungsinya. Dengan kata lain, jika hal ini terjadi maka manusia mengalami kematian.

Nah, lazarus syndrome terjadi ketika sirkulasi darah kembali dengan spontan setelah jantung berhenti berdetak, meskipun prosedur CPR sudah berhenti dilakukan.

CPR sendiri adalah prosedur darurat untuk mengembalikan kemampuan  bernapas dan detak jantung yang terhenti. Dalam istilah medis, sindrom ini bernama autoresuscitation.

Namun, hal yang sering disalahartikan adalah orang yang mengalami sindrom ini sebenarnya tidak benar-benar bangkit dari kematian. Walaupun tanda-tanda vital mereka menunjukkan organ telah berhenti berfungsi, sebenarnya hanya terjadi penundaan dalam kembalinya aliran darah setelah CPR.

Nah, penundaan ini membuat seseorang seolah-seolah telah bangkit dari kematian. Kini yang mungkin kamu pertanyakan adalah bagaimana bisa seseorang dapat menyalahartikan kematian?

Jadi, ada dua jenis kematian, yaitu kematian medis dan kematian biologis. Kematian klinis yaitu tidak adanya denyut nadi, detak jantung, dan pernapasan.

Sedangkan kematian biologis adalah tidak adanya aktivitas otak. Namun, tidak semudah itu untuk mendeteksi keduanya. Selain itu, memang ada sejumlah kondisi medis yang bisa membuat seseorang “tampak” mati.
Hal-Hal yang Kemungkinan Menyebabkan Mati Suri

Dalam literatur medis fenomena mati suri sangat jarang terjadi, di samping itu penyebabnya juga masih belum jelas.

Namun, ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan fenomena ini terjadi yaitu:

1. Udara yang terperangkap

Ketika udara didorong ke paru-paru terlalu cepat selama proses resusitasi paru, paru-paru tidak ada waktu mengembuskannya sehingga udara terperangkap dalam tubuh.

Udara yang terperangkap menyebabkan tekanan di dalam dada meningkat sangat tinggi, dan membuat darah kesulitan mengalir melalui pembuluh darah ke jantung. Hal ini mengakibatkan jantung kesulitan untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Alhasil sirkulasi dan detak jantung menjadi terhenti. Namun, saat CPR berhenti dilakukan, udara yang terperangkap mulai meninggalkan paru-paru, yang mengurangi tekanan di dada. Akhirnya, darah dari tubuh dapat mengalir ke jantung, dan jantung dapat memulai tugasnya kembali untuk memompa darah.

2. Efek obat yang tertunda

Untuk semakin mengetahui fenomena mati suri dalam dunia medis ketahui pula efek obat yang tertunda juga bisa jadi pemicu. Obat yang diberikan selama CPR perlu waktu mencapai ke jantung untuk dapat bekerja. Udara yang terperangkap dapat menghentikan darah kembali ke jantung. Sehingga, apa pun dalam darah, termasuk obat melalui infus, tidak dapat masuk ke dalamnya.

Setelah udara yang terperangkap teratasi, dan tekanan di dada cukup rendah, darah akan mengalir ke jantung bersamaan dengan obat. Jika obatnya efektif, sirkulasi akan kembali secara spontan.

3. Henti jantung sementara setelah defibrilasi

Selama CPR, defibrillator dapat mengirimkan kejutan listrik ke jantung. Tujuannya agar menghidupkan kembali atau mengatur ulang irama jantung yang tidak teratur.

4. Penyebab lainnya dari lazarus syndrome

Beberapa kondisi seperti kadar kalium yang tinggi atau terlalu banyak asam dalam darah dapat menyebabkan jantung berhenti berdetak. Kondisi ini biasanya dirawat selama CPR, tetapi membutuhkan waktu untuk sembuh. Jika kondisi tidak membaik hingga CPR berhenti, kemungkinan sirkulasi kembali secara spontan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya