SOLOPOS.COM - Ilustrasi sakit perut. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Benarkah stres pekerjaan bisa picu GERD seperti pengakuan seorang pria di Bekasi yang viral di media sosial beberapa waktu lalu? Padahal dia mengklaim sudah menjalani hidup sehat. Simak ulasannya di info sehat kali ini.

Yang membuatnya heran adalah selama ini merasa telah menjalani pola hidup sehat, sering berolahraga dan selalu menjaga pola makan.  “Masuk rumah sakit 5 hari karena asam lambung siapa sangka gue bisa masuk rumah sakit? Gue tiap hari olahraga, dan sel disiplin makan juga kok,” ungkap pria bernama Diondy Kusuma melalui akun Instagram pribadinya @diondykusuma, dikutip pada Selasa (19/9/2023).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Usut punya usut, dia kena GERD  karena dipicu oleh stres yang tak kunjung terselesaikan akibat beban pekerjaan yang berat. Awalnya ia hanya mengalami mual seperti gejala GERD pada umumnya namun seiring berjalannya waktu hal itu berkembang menjadi diare yang tak kunjung sembuh.

“GERD bikin lambung jadi lecet. Setelah gua selidikin yang menyebabkan gue GERD adalah stres masalah kerjaan. Setelah beberapa hari dirawat intens di rumah sakit sudah lumayan sehat dan meskipun belum 100 persen sembuh dan harus rawat jalan selama dua bulan,” sambungnya.

Lantas, apa sebenarnya hubungan antara stres pekerjaan salah satunya dengan GERD? Melansir dari laman Eka Hospital, pada dasarnya stres muncul dan terjadi karena perubahan juga rasa khawatir yang cenderung berdampak pada psikis dan fisik seseorang.

Stres dapat dapat dialami siapa saja tak terkecuali anak-anak, beberapa hal seperti masalah-masalah dalam pekerjaan, rumah tangga atau sekolah bisa saja menjadi pemicu stress.

Biasanya seseorang tak menyadari jika stres tidak hanya dapat mengganggu produktivitas seseorang, namun stres juga dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan lainnya. Salah satunya yang paling seringkali menyerang orang adalah GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease.

GERD merupakan kondisi di mana asam lambung mengalir secara terus menerus ke dalam saluran kerongkongan atau esofagus. Tak jarang seseorang mengaitkan penyakit GERD ini dengan makanan atau minuman yang dikonsumsi, akan tetapi GERD sendiri sebenarnya juga bisa dipengaruhi oleh stres yang selama ini dirasakan dari tekanan beban pada pikiran.

Ketika kondisi stres datang, tubuh tidak dapat memproduksi zat prostaglandin yang mana berfungsi untuk melindungi saluran pencernaan dari efek asam lambung yang selalu diproduksi.

Jika hal  tersebut terjadi, maka tubuh akan rentan merasakan rasa sakit pada saluran pencernaan. Selain itu, stres juga dapat dapat menyebabkan kelelahan yang mana hal ini akan meningkatkan risiko seseorang mengalami penurunan fungsi tubuh dan menyebabkan beberapa masalah kesehatan, termasuk pada asam lambung.

Melansir dari Medical News Today, Selasa (19/9/2023), dalam sebuah jurnal menunjukkan bahwa stres dapat memperburuk gejala pada orang dengan penyakit GERD (gastroesophageal reflux). Para peneliti dalam studi cross-sectional tahun 2018 juga menyoroti bahwa tingkat kecemasan dan depresi lebih menonjol pada orang dengan GERD dibandingkan meereka yang tak mengalami GERD.

Selain itu, stres juga dapat menyebabkan beberapa perubahan perilaku yang dapat memicu atau bahkan memperburuk naiknya asam lambung, seperti:

– Konsumsi alkohol berlebihan
– Merokok tembakau
– Makan berlebihan dan mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh, garam, dan gula.

Menurut Harvard Health Publishin, otot-otot sfingter esofagus bagian bawah yang berfungsi sebagai pintu antara lambung dan kerongkongan penderita GERD tidak lagi berfungsi dengan normal. Hal ini yang menyebabkan asam lambung naik menuju menuju kerongkongan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya