SOLOPOS.COM - Ilustrasi ibu memarahi anaknya. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Orang tua yang merapkan pola asuh otoriter atau yang sering disebut sebagai strict parents adalah orang tua yang memiliki standar tinggi dan tuntutan ketat terhadap anak-anak mereka. Simak ulasannya di tips parenting kali ini.

Pendekatan orang tua yang otoriter dapat mencakup berbagai metode pengasuhan, mulai dari bersifat melarang hingga memberikan aturan yang terlalu ketat, tergantung pada keyakinan pribadi dan pendekatan yang mereka pilih dalam mendidik anak-anak mereka.

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

Dikutip dari laman Parentingforbrain, Sabtu (11/11/2023), strict parents dalam konteks psikologi, dapat didefinisikan sebagai orang tua yang menetapkan standar yang tinggi dan sering kali memiliki harapan yang kuat terhadap prestasi anak-anak mereka.

Dikutip dari Bisnis.com pada Sabtu (11/11/2023), ada dua tipe utama dari orang tua yang tegas:

– Standar Tingi: Mereka menetapkan standar tinggi dan tuntutan, tetapi tanpa memberikan dukungan dan responsif terhadap kebutuhan anak-anak. Orang tua seperti ini tidak mendorong pemikiran mandiri pada anak-anak dan memungkinkan mereka untuk tidak mempertanyakan peraturan atau memberikan masukan.

– Orang Tua yang Keras (Otoriter): Mereka menetapkan aturan yang ketat dan tuntutan yang tinggi, tetapi seringkali tidak bersifat hangat, tidak responsif, dan tidak mendukung. Orang tua jenis ini cenderung tidak membiarkan anak-anak menyuarakan pendapat mereka atau mempertanyakan otoritas orang tua.

Strict parents memiliki beberapa ciri-ciri yang dapat membantu Anda mengidentifikasinya:

– Memiliki banyak aturan ketat dan menuntut ketaatan yang mutlak.
– Tidak membiarkan anak-anak mempertanyakan otoritas atau aturan.
– Menggunakan hukuman berat sebagai respons terhadap pelanggaran aturan.
– Bersikap dingin, tidak responsif, dan tidak mendukung terhadap anak-anak.
– Menggunakan kata-kata yang memalukan dan kasar dalam komunikasi.
– Tidak membiarkan anak-anak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
– Memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi dan tidak realistis terhadap prestasi anak-anak.
– Menunjukkan sikap “selalu benar” dan enggan mengakui kesalahan.

Pola asuh Strict Parents, terutama dalam tipe otoriter, dapat memiliki efek negatif pada anak-anak. Beberapa dampak strict parents tersebut meliputi:

– Tingkat Kebahagiaan yang Rendah: Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang ketat cenderung memiliki tingkat kebahagiaan yang rendah.
– Gejala Depresi: Mereka juga dapat menunjukkan gejala depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan lebih mendukung.
– Resiko Bunuh Diri: Di beberapa negara, anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang ketat lebih rentan terhadap upaya atau ide bunuh diri.
– Masalah Perilaku: Pendekatan tegas seringkali menghasilkan anak-anak yang memiliki masalah perilaku, seperti memberontak, mudah marah, impulsif, dan agresif.
– Perilaku Berisiko: Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan ketat cenderung terlibat dalam perilaku berisiko seperti melarikan diri.
– Kecenderungan Berbohong: Orang tua yang tegas mengharapkan kepatuhan mutlak dan bisa menciptakan lingkungan di mana anak-anak memilih berbohong atau menyembunyikan kebenaran untuk menghindari hukuman yang berat.

Penting untuk dicatat bahwa meskipun pendekatan strict parents mungkin menghasilkan prestasi akademis yang tinggi dalam beberapa budaya, namun dampak psikologis pada anak-anak seringkali merugikan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya