Ketentuan Larangan Puasa di Hari Jumat, Begini Hukum Lengkapnya

Solopos.com, SOLO – Di dalam Islam terdapat larangan puasa sunah di hari Jumat. Larangan tersebut membuat umat muslim takut untuk melaksanakan puasa sunah di hari istimewa ini.

Jumat merupakan hari yang istimewa dan dimuliakan. Pada hari ini, pintu rahmat dan ampunan dibuka seluas-luasnya oleh Allah SWT.

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

Di hari ini, umat muslim berlomba-lomba berbuat kebaikan, seperti bersedekah, beribadah, hingga membantu sesama.

Meski istimewa, ternyata di hari Jumat umat Islam dilarang berpuasa. Hal ini juga tertera dalam sebuah hadis yang ditayangkan di laman resmi Nahdlatul Ulama (NU online). “Janganlah kalian puasa hari Jumat melainkan puasa sebelum atau sesudahnya,” (HR Al-Bukhari).

Sebetulnya ulama masih berbeda pendapat terkait kemakruhan puasa hari Jumat. Perbedaan ulama ini dijelaskan oleh Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam Nurul Lum’ah fi Khashaishil Jum’ah.

“Pendapat yang paling shahih menurut madzhab kami dan ini termasuk pendapat jumhur ulama bahwa puasa hari Jumat makruh kalau tidak puasa sebelum dan sesudahnya. Sebagian pendapat mengatakan tidak makruh kecuali bagi orang yang terhalang ibadahnya lantaran puasa dan tubuhnya lemah.”

Dari beberapa keterangan di atas, NU menyebut hukum larangan berpuasa di hari Jumat ini adalah makruh jika tidak dibarengi dengan puasa di Kamis atau Sabtu. Hal ini sesuai dengan kisah Juwairiyah bin Al Harits ra berikut ini.

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menemuinya pada hari Jum’at dan ia dalam keadaan berpuasa, lalu beliau bersabda, “Apakah engkau berpuasa kemarin?” “Tidak”, jawabnya. “Apakah engkau ingin berpuasa besok?”, tanya beliau lagi. “Tidak”, jawabnya lagi. “Batalkanlah puasamu”, kata Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hammad bin Al Ja’d, ia mendengar Qotadah, Abu Ayyub mengatakan padanya bahwa Juwairiyah berkata bahwa ia membatalkan puasanya ketika Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- memerintahkan.”