SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak mendapatkan vaksin oral. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Pemerintah baru saja mengencarkan gerakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio pada 2024 di tiga daerah di Indonesia. Hal ini pun menimbulkan beragam pertanyaan di masyarakat termasuk perbedaan vaksin polio tetes dan suntik.

Pada PIN Polio yang digelar mulai 15 Januari 2024 di Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur ini menggunakan vaksin jenis tetes yang diberikan sebanyak dua kali.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Vaksinasi polio sendiir merupakan salah satu upaya untuk melindungi tubuh dari penyakit polio yang disebabkan oleh infeksi virus polio. Penyebaran virus ini umumnya terjadi melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi virus polio atau kontak langsung dengan tinja penderita polio.

Untuk mencegah penyebaran penyakit ini, pemerintah memberikan vaksin polio dalam dua bentuk, yakni tetes dan suntik. Terkait hal tersebut, apa sih perbedaan antara vaksin polio tetes dan suntik?

Mengutip Ai.care.id, Vaksin polio tetes atau juga dikenal dengan vaksin polio oral (OPV) merupakan jenis vaksin hidup, yang artinya berisi virus polio yang dilemahkan. Vaksin ini memiliki rasa manis yang diberikan melalui tetesan, yaitu sebanyak 2 tetes ke dalam mulut anak.

Virus yang telah dilemahkan dalam vaksin ini bisa berkembang biak dan merangsang kekebalan tubuh (antibodi) di dalam usus maupun darah bayi atau anak. Jika virus polio menyerang, anak telah memiliki kekebalan terhadap virus ini dan virus yang masuk otomatis akan dibunuh oleh antibodi yang telah terbentuk.

Berbeda dengan vaksin polio tetes, vaksin polio suntik atau juga dikenal dengan vaksin polio inaktif (IPV) merupakan vaksin yang diberikan melalui suntikan pada otot paha atau lengan, yang kemudian akan menghasilkan kekebalan (antibodi) di dalam darah terhadap ketiga jenis virus polio. Jika infeksi terjadi, maka antibodi akan segera mencegah penyebaran virus ke sistem saraf pusat dan melindungi dari kelumpuhan.

Vaksin ini dikembangkan oleh Dr Jonas Salk pada 1955 yang berisikan strain virus polio yang sudah mati alias tidak aktif.

Melansir laman Halodoc.com, perbedaannya tidak terletak pada itu saja. Vaksin polio tetes diberikan sebanyak empat kali sebelum bayi berusia 6 bulan, sedangkan vaksin polio suntik diberikan lima kali, mulai dari usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 3-4 tahun, dan usia 13-18 tahun.

Vaksin polio tetes harganya lebih murah dibanding vaksin polio suntik, karena vaksin polio tetes sudah ada sejak lama dan diproduksi secara langsung di Indonesia. Sementara vaksin polio suntik hari diimpor sehingga harganya lebih mahal.

Efek samping vaksin polio tetes dan suntik juga ada perbedaannya. Untuk vaksin polio tetes paling banyak dialami anak-anak adalah muntah dan diare. Sedangkan anak yang diberikan vaksin polio suntik biasanya mengalami nyeri pada bekas suntikan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya