SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak mendapatkan vaksin oral. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Ada sejumlah hal harus diperhatikan sebelum anak melakukan imunisasi polio. Sebagaimana diketahui pemerintah menjadwalkan akan menggelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio pada Januari 2024.  Untuk menjaga kesehatan anak, simak ulasannya di info sehat kali ini.

Berdasarkan jadwal PIN Polio 2024 dari Kemenkes, vaksinasi ini dilaksanakan dalam dua putaran. Putaran pertama dimulai pada 15 Januari 2024, sedangkan putaran kedua akan berlangsung mulai 19 Februari 2024. Masing-masing putaran dilaksanakan dalam waktu satu minggu dengan jarak antarputaran minimal satu bulan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Poliomielitis adalah penyakit infeksi serius yang disebabkan karena virus. Gejalanya bervariasi mulai dari tahapan yang terbilang ringan, seperti flu hingga fase kronis yaitu kelumpuhan yang mengancam jiwa. Setidaknya, dua hingga lima persen dari total pengidap polio mengalami kematian, sementara sisanya yang berhasil bertahan hidup mengalami kelumpuhan permanen. Gejala nyeri sendi dan otot serta kelelahan dapat terjadi bertahun-tahun setelah infeksi awal polio, yang dikenal dengan sindrom post-polio.

Sebelum tahu hal apa yang harus diperhatikan sebelum anak melakukan imunisasi polio, ketahui dulu bahwa imunisasi polio menjadi satu-satunya pencegahan penularan penyakit polio. Semua anak dan dewasa harus mendapatkan vaksin polio. Tidak melakukan imunisasi dapat meningkatkan risiko penularan penyakit polio, baik melalui makanan, air, atau melalui feses orang yang terinfeksi.

Centers for Disease Control and Prevention menganjurkan dosis vaksin polio pada anak yaitu sebanyak empat dosis. Vaksin ini diberikan masing-masing ketika anak berusia 2 bulan, 4 bulan, 6 hingga 18 bulan, dan terakhir adalah pada rentang usia 4 hingga 6 tahun.

Dikutip dari halodoc.com pada Senin (15/1/2024), ada dua jenis vaksin polio yang perlu kamu ketahui, yaitu:

1. Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV)

IPV atau vaksin virus polio yang dilemahkan diberikan dengan suntikan di bagian kaki atau lengan, bergantung pada usia pasien.

2. Oral Poliovirus Vaccine (OPV)

OPV merupakan pemberian vaksin polio yang dilakukan dengan cara tetes atau oral. Jenis pemberian imunisasi ini lebih sering digunakan untuk anak-anak.

Vaksin polio dinilai telah menyelamatkan nyawa anak-anak dari risiko penularan penyakit polio, hanya jika diberikan dengan dosis yang tepat.

Dikutip dari klikdokter.com pada Senin (15/1/2024), ada sejumlah hal yang harus diperhatikan sebelum anak melakukan imunisasi polio :

1. Jenis vaksin dan cara pemberian

Vaksin polio terbagi menjadi dua, yaitu OPV dan IPV. Vaksin polio OPV (oral poliovirus vaccine) berisi virus polio hidup yang dilemahkan dan diberikan sebanyak 2 tetes melalui mulut (oral). Rasanya yang manis memudahkankan pemberiannya pada si Kecil.

Sementara itu, vaksin polio IPV (inactivated poliovirus vaccine) berisi virus yang sudah dimatikan dan pemberiannya dengan cara disuntikkan di otot paha atau lengan.

2. Jadwal pemberian

Hal kedua yang harus diperhatikan sebelum imunisasi polio yaitu jadwal pemberian. Vaksin polio diberikan sebanyak empat kali, yang dimulai pada saat si Kecil baru lahir hingga usia 1 bulan, dan dilanjutkan pada bulan ke 2, 3, dan 4. Pemberian booster atau tambahan dapat dilakukan pada usia 18 bulan.

Vaksin polio yang diberikan secara rutin adalah jenis OPV. Alasannya, karena virus polio dapat berkembang di dalam saluran pencernaan, sehingga yang perlu dilindungi adalah bagian usus. Kendati demikian, vaksin jenis IPV juga dapat diberikan sebagai booster ketika usia si Kecil menginjak 18 bulan.

3. Tidak perlu mengulang dari awal

Si Kecil terlambat mendapat vaksin polio di bulan kedua? Tidak perlu panik. Pemberian vaksin polio tidak perlu mengulang dari awal dan tetap diberikan sesuai jadwal tanpa melihat berapa lama jangka waktu keterlambatan.

4. Dapat ditunda

Hal lain yang perlu diperhatikan sebelum anak imunisasi polio adalah pemberian vaksin ini dapat ditunda jika anak mengalami demam tinggi atau sakit berat. Jika si Kecil hanya mengalami batuk pilek biasa, vaksin polio tetap bisa diberikan.

Selain itu, jika pada pemberian vaksin polio pertama terdapat reaksi alergi seperti kulit kemerahan, gatal, bentol, mata bengkak, atau sesak napas, sebaiknya pemberiannya vaksin yang kedua ditunda dan konsultasikan kembali pada dokter spesialis anak.

5. Efek samping

Meski sangat jarang, demam dan diare bisa saja terjadi sebagai efek samping vaksin polio. Perhatikan lima hal di atas sebelum membawa anak mendapatkan vaksin polio sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Vaksin polio merupakan bagian dari imunisasi dasar yang sangat penting agar si Kecil terhindar dari penyakit polio yang bisa mematikan. Melalui vaksin pula, Anda turut berpartisipasi dalam menyehatkan Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya