SOLOPOS.COM - Ilustrasi tenaga medis membawa contoh darah penderita anemia. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Dampak anemia pada anak harus diwaspadai lantaran bisa menghambat tumbuh kembang mereka. Untuk menjaga kesehatan anak, simak ulasannya di info sehat.

Setiap 13 Februari diperingati sebagai Hari Kesadaran Anemia Dunia. Anemia atau kekurangan sel darah merah merupakan salah satu masalah kesehatan serius yang dihadapi masyarakat dunia, terutama pada anak-anak. Namun, penyakit ini sering kali disepelekan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Menurut data Bank Dunia pada 2023, Indonesia saat ini menduduki posisi ke-4 sebagai negara dengan prevalensi anemia tertinggi di Asia Tenggara. Adapun, Kementerian Kesehatan mencatat setidaknya, 1 dari 3 anak berusia di bawah 5 tahun di Indonesia mengalami anemia.

Sebelum tahu dampak anemia pada anak, ketahui dulu salah satu faktor penyebab masih tingginya kasus anemia di Indonesia disebabkan karena seringkali anemia terjadi tanpa gejala dan orang tua kurang memahami pentingnya pencegahan anemia sejak dini, sehingga orang tua terkadang menghiraukan risiko atau dampak negatif jika si kecil menderita anemia.

Selain itu, sebuah survei terbaru menunjukkan bahwa 50% orang tua tidak menyadari bahwa anemia yang disebabkan defisiensi zat besi pada anak dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan otak, dan 33% orang tua tidak mengerti makanan apa saja yang kaya zat besi.
Padahal, pada masa 5 tahun pertama kehidupannya anak perlu mengonsumsi makanan dan minuman yang kaya akan nutrisi penting seperti zat besi untuk mendukung tubuh kembang optimal, baik dari segi fisik maupun kecerdasan kognitif atau otaknya.

Melihat kondisi tersebut, World Anemia Awareness Day atau Hari Kesadaran Anemia diperingati setiap tahunnya pada 13 Februari, bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak dan pentingnya tindakan pencegahan anemia dan kekurangan zat besi pada anak.

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI)  dr. Ulul Albab,  mengatakan perkembangan otak anak sangat tergantung pada asupan nutrisi yang dikonsumsi.

“Salah satu nutrisi penting yang harus terpenuhi pada masa 5 tahun pertama kehidupan anak untuk mendukung mengoptimalkan perkembangan otaknya adalah zat besi. Sebab, jika anak kekurangan asupan harian zat besi, maka bisa menyebabkan anemia defisiensi besi yang dapat menimbulkan dampak negatif permanen, terutama pada perkembangan kognitif atau otak anak,” ujarnya dikutip dari Bisnis.com pada Rabu (14/2/2024).

Untuk pencegahan anemia defisiensi besi pada anak di bawah lima tahun, dapat dilakukan dengan memberikan asupan gizi seimbang yang banyak bersumber dari protein hewani yang kaya zat besi.
Selain itu, untuk memaksimalkan penyerapan zat besi dalam tubuh hingga 2 kali lipat, juga dibutuhkan kombinasi antara zat besi dan Vitamin C.

“Dalam memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak, bisa juga dipertimbangkan untuk memberikan sumber nutrisi yang difortifikasi,” imbuh dr. Ulul.

Adapun, salah satu asupan yang bisa diberikan kepada anak untuk mengejar kebutuhan zat besi dan Vitamin C adalah pemberian susu pertumbuhan yang tinggi zat besi dan dikombinasikan dengan Vitamin C.

“Sebab, susu pertumbuhan diketahui sebagai minuman protein hewani yang padat gizi dan diperlukan terutama di masa tumbuh kembang,” ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Awas! Anemia Bisa Hambat Tumbuh Kembang Anak

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya